Archive for September 2016
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika Penerbit (PT Pustaka Abdi Bangsa)
ISBN : 978-602-0822-15-0
Tebal Buku : 698 Halaman
Diawali dengan setting Kota Edinburgh menjelang musim semi. Fahri tinggal bersama Paman Hulusi, seorang laki-laki berkebangsaan Turki yang pernah ditolongnya. Ia tinggal di kawasan Stoneyhill Grove, sebuah komplek yang hanya terdiri dari beberapa rumah saja. Disana Fahri hidup bertetangga dengan orang-orang yang berbeda akidah dan latar belakang. Kehidupan Fahri ditengah pragmatisnya Eropa sungguh tidak mudah.
Fahri melalui hari-hari di Edinburgh tanpa Aisha. Dalam Ayat-Ayat Cinta 2 diceritakan bahwa Aisha menghilang sesaat setelah kepergiannya ke Palestina bersama Alicia, seorang wartawan yang juga sahabatnya. Bulan Januari 2008 Fahri mendapat kabar bahwa Alicia ditemukan tidak bernyawa dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Hal itu lantas membuat Fahri beranggapan bahwa istrinya mungkin saja memiliki nasib yang sama. Ia hanya bisa menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah dan terus mendo'akan Aisha.
Kehidupan Fahri di Stoneyhill Grove penuh dengan 'kejutan' yang tidak jarang menguji keimanannya sebagai seorang muslim. Pertama, Nenek Catarina. Seorang wanita Yahudi paruh baya yang hidup seorang diri. Awalnya Nenek Catarina tidak menyukai Fahri karena sempat terpengaruh oleh orang-orang di Sinagog yang menganggap Fahri adalah amalek. Seiring berjalannya waktu, kebaikan-kebaikan yang dilakukan Fahri membuat Nenek Catarina menjadi begitu menyayanginya. Bahkan di akhir hidupnya, Nenek Catarina masih menyebut-nyebut nama Fahri. Kedua, Nona Janet, Keira, dan Jason. Keluarga broken home ini hilir mudik masuk kedalam kehidupan Fahri. Keira begitu benci terhadap muslim semenjak peristiwa kematian Ayahnya. Begitupun dengan Jason, adik Keira yang ikut-ikutan membenci Fahri. Keira berkali-kali melampiaskan kebenciannya kepada Fahri -karena ia seorang Muslim- melalui corat-coret di kaca mobilnya dan hinaan yang tidak pantas. Tapi itu semua tidak membuat Fahri gentar, Fahri tetap berlaku ramah terhadap tetangganya itu. Justeru hinaan yang ditujukan kepadanya menjadi cambukan bagi Fahri untuk menunjukan wajah keindahan Islam. Bahkan Fahri mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk membantu Keira dan Jason dalam meraih cita-cita mereka. Keira diberi pelatih biola terkemuka sekelas Madam Varenka dan Jason dibiayai untuk melanjutkan sekolah sepak bola.
Disisi lain, Fahri juga menyelamatkan hidup seorang pengemis bercadar dan berwajah buruk bernama Sabina. Sabina yang tidak jelas asal usulnya masuk dalam kehidupan Fahri lalu tinggal bersamanya di Stoneyhill Grove. Sabina banyak menyimpan rahasia dan teka-teki dalam kehidupan Fahri dan Paman Hulusi. Fahri juga menolong Misbah, sahabatnya ketika di Mesir dahulu yang tidak sengaja bertemu di Edinburgh. Bahkan Fahri membantu membiayai studi Misbah hingga selesai.
Sementara itu, dalam dunia bisnis bisa dibilang Fahri memiliki prestasi yang gemilang. Bisnis milik keluarga Aisha itu semakin maju ditangan Fahri. Butik dan supermarketnya selalu menghasilkan keuntungan, bahkan usahanya itu terus berkembang dengan menambah cabang di beberapa kota.
Apalagi dalam dunia akademik sudah tidak diragukan lagi, Fahri menyelesaikan S1 dan S2 di Al Azhar University of Cairo dan S3 di Freiburg University of Jerman. Pakar Filologi dan Studi Islam ini mengisi hari-harinya sebagai pengajar di University of Edinburgh, menulis jurnal di beberapa situs internasional, dan mengajar Al-Quran dan Ilmu Qiroat di Mesjid Edinburgh dan London. Pernah juga berkesempatan untuk menjadi pembicara di dua acara debat kelas internasional. Debat yang pertama, Fahri menjelaskan tentang konsep amalek dan mengangkat isu Palestina dan Israel. Debat yang kedua, Fahri menjelaskan tentang konsep agama yang sangat jelas dan gamblang.
Lalu bagaimana dengan kisah cinta Fahri? Ternyata kisah cintanya tidak semulus bisnis dan prestasi akademiknya. Fahri merasakan kesedihan dan kerinduan yang mendalam tanpa Aisha disisnya. Berbagai cara telah ditempuh untuk menemukan Aisha, namun tak kunjung memperoleh kabar baik. Sepanjang perjalanan pencarian dan kerinduannya terhadap Aisha, tak jarang Fahri mendapatkan tawaran untuk menikah kembali. Syaikh Utsman -gurunya ketika di Mesir- pernah memintanya menikahi cucunya, namun karena satu dan lain hal Fahri tidak jadi menikah dengan cucu Syaikh Utsman. Lalu Tuan Taher menginginkan anak perempuannya, Heba, menikah dengan Fahri. Begitu juga keluarga besar Aisha yang mendesak Fahri untuk segera menikah lagi. Tahun berganti tahun Fahri mencoba untuk mengikhlaskan Aisha. Hingga akhirnya Fahri menikah dengan Hulya, sepupu Aisha. Tidak mudah menggeser posisi Aisha dihati Fahri awalnya, namun kesungguhan Hulya membuat Fahri bisa mencintai Hulya bahkan memiliki anak darinya.
Resensi Novel Ayat-Ayat Cinta 2: Cinta, Perjuangan, dan Pemikiran Besar
Penulis : Wahyuningrat, Adept Widiarsa, Annisa Rijadi, Rizki Pandu Permana
Penerbit : PT. Bentang Pustaka
Tebal : 575 halaman
Cetakan : Kelima Edisi II, Juni 2015
Kamu hanya butuh satu kejadian, hanya satu. Percaya atau tidak, dalam kehidupanmu pasti ada kejadian-kejadian kecil yang akan mengubah jalan hidupmu di masa yang akan datang. Satu kejadian tidak sengaja bisa saja menjadi pembuka pintu bagi jalan kehidupan yang lainnya.
Rokok kretek, badai, dan takdir yang tidak disengaja berhasil mempertemukan lima mahasiswa asal Indonesia ini, yakni Lintang, Banjar, Wicak, Daus, dan Geri. Lima putra bangsa Indonesia bersekolah di Belanda demi impian meraih gelar Master. Perjuangan mereka dalam meraih program master pun tidak main-main, mulai dari begadang demipaper, bersepeda 5 km bolak-balik ke kampus setiap hari, proposal tesis yang ditolak, sampai dengan kekurangan uang sangu hingga terpaksa mencari pekerjaan paruh waktu, semua hal ini pernah mereka alami.
Selain menjalani kisah susah senangnya menjadi mahasiswa rantau di Eropa, mereka juga menjalin persahabatan dan berbagi tips untuk bertahan di Belanda. Mereka pun bergelut dengan selintas pertanyaan dibenak mahasiswa yang pernah bersekolah di luar negeri: untuk apa pulang ke Indonesia? Dalam perjalanan menemukan jawaban masing-masing, mereka harus melalui takdir hidup mereka disana, termasuk dengan kisah persahabatan diantara mereka dan perjalanan cinta mereka di Belanda.
Negeri Van Oranje adalah sebuah novel yang berkisah persahabatan diantara lima mahasiswa yang menempuh pendidikan Master di Belanda. Novel ini ditulis dengan begitu inspiratif dengan bumbu drama khas anak muda. Kisah ini begitu menghibur dan memberi pengetahuan baru bagi para pembaca. Cerita yang dikemas begitu nyata, penuh kejutan dan disertai footnote-footnote informatif. Bahasa sehari-hari Belanda yang sederhana dan mudah dipahami juga tak lupa diselipkan sebagai pengetahuan. Hal ini menjadikan para pembaca memiliki gambaran apabila mereka ingin melanjutkan studi ke Eropa.
Keakuratan dan detail cerita dalam novel ini cukup menggambarkan kehidupan mahasiswa asing di Belanda. Kehidupan dan gambaran kota-kota yang ada dalam cerita demikian detail dan menarik sehingga menghadirkan kerinduan bagi para pembaca yang pernah hidup atau sekedar mengunjungi Belada atau daratan Eropa lainnya, seperti Brussels dan Barcelona. Dalam novel ini pun juga ada berbagai tips menjadi backpacker di Eropa.
Novel “Negeri Van Oranje” sebagaimana judulnya sanggup mendeskripsikan dengan sangat jelas tentang negara yang pernah menjajah Indonesia. Novel ini sangat cocok untuk segala usia, terutama anak muda yang bermimpi untuk melanjutkan pendidikannya di Eropa, khususnya Belanda. Ada yang pernah bilang, “Jika kamu ingin mengunjungi negeri dongeng, maka berkunjunglah ke Belanda”. Selamat membaca. Dank U Well!
• Komentar Bahasa Pengarang
Bahasa yang digunakan pengarang adalah bahasa yang ringan dan sedikit da campuran bahasa belandanya maklum sang pengarang kelamaan tinggal di belanda jadi sedikit banyak bahsa campuran.
• Unsur Intrinsik Buku
a. Tema
Tema yang diambil adalah Persahabatan dan pendidikan.
b. Alur
Alur yang digunakan adalah alur maju. Karena ceritanya terus berkembang dari subb bab ke bab lain.
c. Penokohan
Penokohan pada buku ini digambarkan oleh pengarang denagn sangat jelas. Melalui cirri-ciri fisik maupun penggambaran sifat. Sifat tokoh yang digunakan adlah Protagonis.
Bahasa yang digunakan pengarang adalah bahasa yang ringan dan sedikit da campuran bahasa belandanya maklum sang pengarang kelamaan tinggal di belanda jadi sedikit banyak bahsa campuran.
• Unsur Intrinsik Buku
a. Tema
Tema yang diambil adalah Persahabatan dan pendidikan.
b. Alur
Alur yang digunakan adalah alur maju. Karena ceritanya terus berkembang dari subb bab ke bab lain.
c. Penokohan
Penokohan pada buku ini digambarkan oleh pengarang denagn sangat jelas. Melalui cirri-ciri fisik maupun penggambaran sifat. Sifat tokoh yang digunakan adlah Protagonis.
d. Sudut Pandang Pengarang (Point Of View)
Pada buku ini, Pengarang berlaku sebagai orang ketiga. Ia tidak terlibat langsung di dalam cerita.
e. Amanat
Amanat yang dapat kita ambil dari cerita tersebut adalah, Semangat untuk menghargai persahabatan, arti sebuah kehidupan, dan kita janga terlalu puas dengan apa yang kita dapat sekarang dalam segi pendidikan walau kita sudah mendapat gelar S1 kita harus tetap bercita tinggi, dan terus keajr imipian kita setingi-tingginya.
• Kelebihan dan Kekurangan Buku
a. Kelebihan Buku
Buku ini sangat menarik, penuh semangat dan petualangan. Banyak kata-kata yang membuat kita terinspirasi. Dan di buku ini juga banyak cerita tentang kehidupan seorang mahasiswa dan pergaulannya, dan penuh dengan kekocakan.
b. Kekurangan Buku
Menurut saya, ceritanya sangat terfokus kepada ke lima tokohnya dan kehidupannya disana bagaimana.
Pada buku ini, Pengarang berlaku sebagai orang ketiga. Ia tidak terlibat langsung di dalam cerita.
e. Amanat
Amanat yang dapat kita ambil dari cerita tersebut adalah, Semangat untuk menghargai persahabatan, arti sebuah kehidupan, dan kita janga terlalu puas dengan apa yang kita dapat sekarang dalam segi pendidikan walau kita sudah mendapat gelar S1 kita harus tetap bercita tinggi, dan terus keajr imipian kita setingi-tingginya.
• Kelebihan dan Kekurangan Buku
a. Kelebihan Buku
Buku ini sangat menarik, penuh semangat dan petualangan. Banyak kata-kata yang membuat kita terinspirasi. Dan di buku ini juga banyak cerita tentang kehidupan seorang mahasiswa dan pergaulannya, dan penuh dengan kekocakan.
b. Kekurangan Buku
Menurut saya, ceritanya sangat terfokus kepada ke lima tokohnya dan kehidupannya disana bagaimana.
SUMBER : http://komunitasjendela.org/resensi-novel-negeri-van-oranje/
Resensi Novel : Negeri Van Oranje
Memoar Mahasiswa Kere Naik Haji
Judul : Haji Backpacker
Jenis Buku : Novel
Pengarang : Aguk Irawan
Tahun Terbit : Desember, 2009
Penerbit : Edelweiss
Halaman : 200 Halaman
Keinginan kuat Aguk untuk pergi haji tak dapat dibendung. Segala cara ia lalui agar dapat melaksanakan rukun islam yang ke lima itu. Semua itu ia lakukan karena dua alasan utama, yaitu mencari uang saat musim haji dan melaksanakan haji. Namun, Aguk hanyalah seorang mahasiswa Indonesia kere di Mesir yang untuk makan pun harus ia penuhi sendiri. Tak bisa lagi bagi Aguk menunggu datangnya kiriman dari orang tua karena ia tahu betul keadaan keluarganya di kampung tersebut.
Aguk, dengan modal pas-pasan, berangkat haji dengan keadaan yang seadanya. Tidak seperti calon haji lain yang secara materi sudah disiapkan dengan baik. Ketika sampai di tanah arab, Aguk tidak tinggal diam. Ia segera mencari pekerjaan, apapun itu, asalkan halal dan bisa membuatnya bertahan hidup beberapa hari kedepan. Aguk akhirnya mendapatkan sebuah pekerjaan baru, pekerjaan halal namun mungkin bagi sebagian orang pekerjaan ini tidak pantas, apalagi seorang mahasiswa universitas Al-Azhar yang melakukannya, yaitu sebagai tukang pijat. Aguk tak peduli pendapat orang, ia tetap berprofesi sebagai tukang pijat sambil melaksanakan ibadah haji.
Tidak sedikit mahasiswa yang melakukan haji sambil bekerja karena bagi mereka musim haji adalah musimnya uang mudah didapat. Setiap orang dari negaranya ketika berhaji pasti membawa uang lebih untuk dibelanjakan dan itu adalah kesempatan emas untuk mendapatkan uang. Bahkan sampai selesai berhaji pun kalau beruntung, sisa uang bisa dipakai untuk membiayai hidup selama satu tahun di Kairo.
Aguk tak berhenti berusaha untuk bertahan hidup. Ia berhari-hari sempat tinggal di emperan Hotel Hilton. Ia juga berkelana mencari pekerjaan setiap hari, mencari tumpangan, mencari orang yang mau mentraktir makan, demi bertahan hidup di musim haji itu.
Novel ini merupakan kisah nyata sang penulis, tak heran jika di dalamnya banyak hal yang sangat bisa kita rasakan mungkin nanti saat kita berhaji. Kebanyakan orang mungkin melihat haji sebagai ibadah yang formal, di mana di dalamnya tak banyak intrik seperti suka duka yang dialami oleh Aguk. Banyak terdapat istilah-istilah arab yang kita jumpai dalam lembar demi lembar halamannya. Oleh karena itu, Aguk menambahkan glosarium sebanyak duapuluh satu halaman di bagian belakang novel agar pembaca dapat lebih mengerti jalan cerita yang Aguk sajikan. Apalagi yang ditawarkan haji backpacker? Ceritanya begitu mengalir. Dari bagian awal sampai akhir cerita mengalir sehingga mudah diikuti. Aguk menuliskan novelnya seperti ia sedang mengobrol bersama temannya. Inilah kelebihan yang ditawarkan Aguk agar pembaca bisa melihat sisi lain haji sebagai suatu hal yang penuh dengan pengalaman di luar pengalaman rohani. Cerita tetap informatif dalam menyajikan info-info dunia haji, seperti sa’i, tawaf, atau melempat jumrah.
Tetapi tentu saja, tak ada gading yang tak retak. Mungkin penulis lupa-lupa ingat dalam menceritakan pengalamannya yang diambil 9 tahun yang lalu sejak diterbitkannya novel ini. Contohnya, ada satu bagian cerita yang diceritakan dua kali dalam bab yang berbeda. Kemungkinan yang terjadi adalah penulis terburu-buru menceritakan hal yang diingatnya. Namun, terlepas dari itu semua, tak ada sesuatu yang membuat kita ragu lagi untuk membaca lembar demi lembar novel ini.
Aguk, pria kelahiran Lamongan ini, juga sudah berkiprah di dunia tulis menulis sejak lama. Ia sudah menulis berbagai novel dan tulisan yang jumlahnya mencapai puluhan. Sama seperti novel ini, kebanyakan cerita yang ia sajikan di novel lainnya adalah cerita yang bernafaskan islam. Mungkin ini karena ia kuliah di Universitas Al-Azhar Kairo jurusan filsafat yang terkenal Universitas Islam tertua di dunia.
Rasa-rasanya tidaklah berlebihan jika penulis mengangkat judul Haji Backpacker. Seperti backpacker lainnya, haji backpacker juga mengalami suka duka dalam perjalanan. Banyak pengalaman semasa haji yang membuat kita kasihan, tetapi juga lucu. Itu adalah hal yang membuat novel ini sayang untuk dilewatkan. Apalagi bagi yang belum menunaikan ibadah haji, novel ini dapat dijadikan gambaran bahwa ibadah haji tidaklah terlalu seram dan formal seperti apa yang dibayangkan.
SUMBER : http://nicovaliranzani.blogspot.co.id/2011/04/haji-backpacker-resensi.html
Memoar Mahasiswa Kere Naik Haji ''HAJI BACKPACKER''
Inilah Cerita Idolaku Rudy Habibie Dalam Buku
Bagi Anda yang penasaran dengan jalan ceritanya, ada baiknya membaca buku yang diadaptasi ke dalam film tersebut.
Film Rudy Habibie diadaptasi dari buku berjudul Rudy, Kisah Masa Muda Sang Visioner karya Gina S Noer.
Berikut sekelumit dari buku tersebut:
Rudy, Kisah Masa Muda Sang Visioner, merupakan karya kedua yang bertutur seputar kehidupan Presiden Indonesia ke-3, Bacharuddin Jusuf Habibie, setelah kesuksesan Habibie & Ainun (2010).
Jika Habibie & Ainun ditulis langsung oleh Bacharuddin Jusuf Habibie, maka Rudy, Kisah Masa Muda Sang Visioner ditulis oleh Gina S Noer.
Karya sastra ini diangkat ke layar lebar oleh MD Pictures, mengikuti jejak pendahulunya yang telah difilmkan dan sukses mengeruk 4,7 juta penonton.
Rudy, Kisah Masa Muda Sang Visioner berisi kisah yang belum sempat diceritakan pada Habibie & Ainun. Rudy, merupakan kisah perjalanan seorang anak yang masih belia hingga tumbuh dewasa yang disusun dari cerita BJ Habibie.
Dalam buku setebal 291 halaman, penulis berhasil menampilkan biografi seorang tokoh genius dengan alur cerita yang runut dan menarik, serta gaya bahasa yang mudah dipahami.
Rudy, Kisah Masa Muda Sang Visioner berisi kisah yang belum sempat diceritakan pada Habibie & Ainun. Rudy, merupakan kisah perjalanan seorang anak yang masih belia hingga tumbuh dewasa yang disusun dari cerita BJ Habibie.
Dalam buku setebal 291 halaman, penulis berhasil menampilkan biografi seorang tokoh genius dengan alur cerita yang runut dan menarik, serta gaya bahasa yang mudah dipahami.
Jika beberapa karya biografi tampil serius, maka buku ini menyajikan kisah yang membuat pembacanya terharu dan ada pula kisah yang membuat pembacanya tertawa geli.
Gina S Noer membuka halaman pertama dengan cerita pengalaman Rudy pada penerbangan pertamanya menuju Amsterdam dengan menggunakan pesawat maskapai Koninklijke Luchtvaart di 1955.
Gina S Noer membuka halaman pertama dengan cerita pengalaman Rudy pada penerbangan pertamanya menuju Amsterdam dengan menggunakan pesawat maskapai Koninklijke Luchtvaart di 1955.
Pengalaman yang menguras otaknya karena membayangkan dirinya berada dalam burung besi seberat 54.431 kg di ketinggian sekitar 26 ribu kaki serta mampu membawa 50-an penumpang di dalamnya.
Penerbangan selama lima hari yang akan membawanya meraih gelar Doctor Ingenieur Fakultas Teknik Mesin Departemen Desain dan Konstruksi Pesawat di Universitas Teknik Aachen.
Buku ini bukan berisi kisah lelaki yang karena faktor kekayaannya kemudian bisa menjadi seseorang yang hebat. Namun, Rudy terbentuk dari tempaan pola pendidikan orang tuanya, kegemaran membaca dan mengajukan pertanyaan, serta rasa penasaran yang tak pernah dianggap sepele.
Buku ini bukan berisi kisah lelaki yang karena faktor kekayaannya kemudian bisa menjadi seseorang yang hebat. Namun, Rudy terbentuk dari tempaan pola pendidikan orang tuanya, kegemaran membaca dan mengajukan pertanyaan, serta rasa penasaran yang tak pernah dianggap sepele.
Keingintahuan yang terus dipupuk dan tumbuh berkembang di atas pondasi disiplin dan agama yang kuat.
Bahkan, keingintahuan Rudy kecil sempat membuat Mami-Papinya cemas tak terkira. Saat Rudy meniup karet yang ditemukan di tepi pelabuhan sebagai model balon udara, yang ternyata adalah adalah sebuah kondom bekas pakai.
Bahkan, keingintahuan Rudy kecil sempat membuat Mami-Papinya cemas tak terkira. Saat Rudy meniup karet yang ditemukan di tepi pelabuhan sebagai model balon udara, yang ternyata adalah adalah sebuah kondom bekas pakai.
Kisah balon udara yang memanjang setelah ditiup itu, berawal dari rasa penasaran setelah membaca cerita tentang model balon udara diperoleh dari buku Jules Verne miliknya. (halaman 25-29).
Di balik kegeniusan Rudy, juga terdapat campur tangan cara mendidik kedua orangtuanya hingga terbentuk pribadi yang visioner. Pola pendidikan yang diperoleh Rudy dan enam saudaranya yang lain adalah perpaduan tradisi Islam-Jawa-Belanda. Perpaduan yang membuat mereka tumbuh dalam disiplin tinggi dan juga berpikiran terbuka.
Buku ini sarat dengan pemikiran dan pesan untuk calon orang tua yang kelak mendidik anak-anaknya. Gaya bercerita yang runut dan menarik tidak lepas dari latar belakang Gina S Noer sebagai penulis skenario untuk film layar lebar.
Beberapa karyanya a.l. film Perempuan Berkalung Sorban, Ayat-Ayat Cinta, Hari untuk Amanda,dan Habibie & Ainun.
Judul Buku: Rudy, Kisah Masa Muda Sang Visioner
Penulis: Gina S Noer
Penerbit: PT Bentang Pustaka
Cetakan Pertama: September 2015
Halaman: 291 halaman
ISBN: 978-602-291-111-1
Penulis: Gina S Noer
Penerbit: PT Bentang Pustaka
Cetakan Pertama: September 2015
Halaman: 291 halaman
ISBN: 978-602-291-111-1
SUMBER :Bisnis.com